Resume IDI : IDE-IDE TENTANG ISLAMISASI ILMU
IDE-IDE TENTANG ISLAMISASI ILMU
A. Pengertian
Islamisasi ilmu berarti upaya membangun kembali paradigma keilmuan yang berlandaskan nilai-nilai Islam, baik pada aspek ontologis, epistemologis, atau aksiologisnya.
B. Sejarah
Upaya untuk melakukan islamisasi ilmu, menurut beberapa sumber, kali pertama diangkat Sayyid Husein Nasr dalam beberapa karyanya sekitar tahun 1960-an. Saat itu, Nasr berbicara dan membandingkan antara metodologi ilmu-ilmu keislaman dengan ilmu-ilmu umum, terutama ilmu alam, matematika, dan metafisika. Menurutnya, apa yang dimaksud ilmu dalam Islam tidak berbeda dengan “scientia” dalam istilah Latin; yang membedakan di antara keduanya adalah metode yang dipakai. Ilmu-ilmu keislaman tidak hanya menggunakan metodologi rasional dan cenderung positivistik, tetapi juga menerapkan berbagai metodologi, rasional, tekstual, dan bahkan instuitif, sesuai dengan objek yang dikaji.
Tentang tata kerja islamisasi, tidak cukup hanya pada aspek aksiologi seperti Fazlur Rahman, atau aspek ontologi dan epistemologinya seperti Al-Attas, tetapi ketiganya sekaligus; ontologi, epistemology, sekaligus aksiologinya. Sebab, sebuah ilmu akan tetap bernapaskan sekuler dan “liar” jika tidak didasarkan pada pandangan dunia yang utuh dan tunggal atau tauhid dalam istilah Naquib Al-Attas dan Hasan Hanafi. Begitu pula sebuah epistemologi akan tetap bersifat eksploitatif dan merusak jika tidak didasarkan atas ontologi yang islami. Meski demikian, bangunan ilmu yang telah islami tidak banyak berarti jika dipegang orang yang tidak bermoral rusak dan tidak bertanggung jawab. Karena itu, perlu dibenahi pada aspek aksiologinya.
Dengan demikian, islamisasi ilmu berarti merombak paradigma keilmuannya sendiri yang terdiri atas aspek ontologis dan epistemologis, dan membenahi moralitas manusianya sebagai pengguna sebuah hasil keilmuan.
Sumber : Filsafat Islam Dari Klasik Hingga Kontemporer by Achmad Khudori Soleh (z-lib.org)
Komentar
Posting Komentar